Berikut ini kutipan dalam menjelaskan kebolehan mendatangi makam orang-orang saleh, bertawassul dengan mereka di dalam do’a kepada Allah dari tulisan oleh adz-Dzahabi; salah satu rujukan utama kaum Wahabi. Setelah ini apakah orang-orang Wahabi tersebut akan mengikuti adz-Dzahabi dalam masalah tawassul atau justru akan menyalahinya dan mengatakan bahwa dia telah menjadi musyrik sebagaimana mereka menuduh seluruh umat Islam yang bertawassul telah menjadi musyrik?
Adz-Dzahabi; dalam karyanya; Siyar A’lam an-Nubala’, jld. 9, cet. 9, tentang biografi Imam Ma’ruf al-Karkhi; beliau adalah Abu Mahfuzh al-Baghdadi. Dari Ibrahim al-Harbi berkata: “Makam Imam Ma’ruf al-Karkhi adalah obat yang paling mujarab”. Adz-Dzahabi berkata:
“Yang dimaksud ialah terkabulnya do’a di sana yang dipanjatkan oleh orang yang tengah kesulitan, oleh karena tempat-tempat yang berkah bila do’a dipanjatkan di sana akan terkabulkan, sebagaimana terkabulkannya do’a yang dipanjatkan di waktu sahur (sebelum subuh), do’a setelah shalat-shalat wajib, dan do’a di dalam masjid-masjid……”.
Siyar A’lam an-Nubala’, jld. 12, cet. 14, tentang biografi Imam al-Bukhari (penulis kitab Shahih); beliau adalah Abu Abdillah Muhammad ibn Isma’il ibn Ibrahim al-Bukhari, dalam menceritakan tentang wafatnya. Simak tulisan adz-Dzahabi berikut ini:
Baca juga: Makna Hadits “La Tattakhidzuha Maqabir”
“Abu ‘Ali al-Gassani berkata: “Telah mengkhabarkan kepada kami Abu al-Fath Nasr ibn al-Hasan as-Sakti as-Samarqandi; suatu ketika dalam beberapa tahun kami penduduk Samarqand mendapati musim kemarau, banyak orang ketika itu telah melakukan shalat Istisqa’, namun hujan tidak juga turun. Kemudian datang seseorang yang dikenal sebagai orang saleh menghadap penguasa Samarqand, ia berkata: “Saya punya pendapat maukah engkau mendengarkannya? Penguasa tersebut berkata: “Baik, apa pendapatmu?”. Orang saleh berkata: “Menurutku engkau harus keluar bersama segenap manusia menuju makam Imam Muhammad ibn Isma’il al-Bukhari, makam beliau berada di Kharatnak, engkau berdo’a meminta hujan di sana, dengan begitu semoga Allah menurunkan hujan bagi kita”. Sang penguasa berkata: “Aku akan kerjakan saranmu itu”. Maka keluarlah penguasa Samarqand tersebut dengan orang banyak menuju makam Imam al-Bukhari, banyak sekali orang yang menangis di sana, mereka semua meminta tolong kepada Imam al-Bukhari. Kemudian Allah menurunkan hujan yang sangat deras, hingga orang-orang saat itu menetap di Kharatnak sekitar tujuh hari, tidak ada seorangpun dari mereka yang dapat pulang ke Samarqand karena banyak dan derasnya hujan. Jarak antara Samarqand dan Kharatnak sekitar tiga mil”.