الطهارة والصلاة
فصلٌ
فمن الواجبِ خمسُ صلواتٍ في اليومِ والليلةِ : الظهرُ: ووقتها إذا زالتِ الشمسُ إلى مصيرِ ظلِّ كلِّ شىء مثله غيرَ ظلِّ الاستواءِ، والعصرُ: ووقتها من بعد وقت الظهر إلى مغيبِ الشمسِ، والمغربُ: ووقتها من بعد مغيبِ الشمسِ إلى مغيب الشفق الأحمر والعشاءُ: ووقتها من بعد وقتِ المغربِ إلى طلوعِ الفجرِ الصادقِ والصبح: ووقتها من بعد وقت العشاءِ إلى طلوع الشمسِ . فتجبُ هذه الفروض في أوقاتها على كل مسلم بالغٍ عاقلٍ طاهرٍ فيحرمُ تقديمها على وقتها وتأخيرها عنه لغير عذر. فإن طرأ مانع كحيضٍ بعد ما مضى من وقتها ما يسعها وطهرها لنحو سلسٍ لزمه قضاؤها أو زال المانع وقد بقي من الوقت قدرُ تكبيرة لزمته وكذا ما قبلها إن جمعت معها فيجبُ العصرُ مع الظهر إن زال المانع بقدر تكبيرةٍ قبلَ الغروبِ والعشاءُ مع المغربِ بإدراكِ قدر تكبيرة قبل الفجر
Bersuci (Thaharah) Dan Shalat
(Pasal)
Di antara kewajiban adalah shalat lima waktu dalam sehari semalam: Zhuhur: Waktunya apa bila matahari telah tergelincir –ke arah barat– hingga bayangan segala sesuatu menjadi sama –panjang– dengan bendanya, selain bayangan istiwa’. ‘Asr: Waktunya dari setelah habis waktu zhuhur hingga terbenamnya matahari. Maghrib: Waktunya dari terbenamnya matahari hingga terbenamnya mega merah. Isya’: Waktunya dari setelah waktu maghrib hingga terbit fajar shadiq. Shubuh: Waktunya dari setelah waktu isya hingga matahari terbit. Wajib atas setiap orang muslim yang telah baligh, berakal dan suci untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban ini pada waktunya. Haram mendahulukannya atas waktunya dan mengakhirkannya dari waktunya dengan tanpa udzur. Apa bila datang penghalang shalat seperti haid setelah lewatnya waktu yang memungkinkannya mengerjakan shalat dalam –jenjang– waktu tersebut, dan dengan ditambah waktu bersuci bagi yang memiliki semisal beser, maka orang tersebut harus mengqadla shalatnya itu. Atau apa bila penghalang shalat telah hilang, dan tersisa waktu –antara waktu dimana ia berada dengan waktu shalat berikutnya– dengan seukuran takbir (الله أكبر) maka iapun wajib mengqadla shalat –yang ada diwaktu hilang penghalang shalatnya– itu, begitu pula wajib mengerjakan shalat sebelumnya jika bisa dijama’ dengan shalat tersebut. Seperti apa bila putus penghalang shalat di waktu ‘ashr sebelumnya terbenamnya matahari dengan seukuran cukup mengucapkan takbir, maka ia wajib mengerjakan ‘ashr dan zhuhur. Juga wajib shalat ‘isya dan magrib jika penghalang shalat putus sebelum terbitnya fajar dengan seukuran mengucapkan takbir.
فصل
يجب على ولي الصبي والصبيةِ المميزينِ أن يأمرهما بالصلاة ويعلمهما أحكامها بعد سبع سنين ويضربَهما على تركها بعد عشْر سنين كصومٍ أطاقاهُ ويجبُ عليه أيضًا تعليمهما من العقائد والأحكام يجبُ كذا ويحرمُ كذا ومشروعيةَ السواكِ والجماعة. ويجبُ على ولاة الأمر قتل تارك الصلاة كسلا إن لم يتب وحكمه أنه مسلمٌ ويجبُ على كل مسلمٍ أمرُ أهلهِ بالصلاةِ (أي أولاده وزوجته ومن في معناه) وكلِّ من قدرَ عليه من غيرهم
(Pasal)
Wajib atas seorang wali (orang tua) anak, baik anak laki-laki maupun perempuan yang telah mumayyiz, memerintah keduanya untuk shalat, mengajari keduanya tentang hukum-hukum shalat tersebut setelah tujuh tahun dan memukul keduanya bila meninggalkannya setelah sepuluh tahun, seperti juga puasa yang kedua anak tersebut mampu melakukannya. Juga wajib atas wali tersebut mengajari keduanya tentang aqidah, hukum-hukum; hal ini wajib… hal itu haram…, disyari’atkannya bersiwak dan berjama’ah. Wajib bagi penguasa untuk membunuh orang yang meninggalkan shalat karena malas, jika ia tidak bertaubat. Namun hukumnya ia tetap seorang muslim. Kemudian juga wajib atas setiap muslim menyuruh keluarganya untuk shalat, juga menyuruh setiap orang yang ia kuasa untuk menyuruh mereka.
فصلٌ
.ومن شروط الصلاةِ الوضوءُ
:وفروضه ستةٌ
الأولُ نيةُ الطهارةِ للصلاةِ أو غيرُها من النياتِ المجزئةِ عند غسلِ الوجهِ أي مقترنةً بغسله عند الشافعي وتكفي النيةُ إن تقدمت على غسلِ الوجهِ بقليل عند مالكٍ
الثاني غسلُ الوجهِ جميعهِ من منابت شعرِ رأسهِ إلى الذقن ومن الأذن إلى الأذنِ إلى الأذنِ شعرًا وبشرًا لا باطنَ لحية الرجلِ وعارضيه إذا كثفا
الثالث غسل اليدينِ مع المرفقين وما عليهماِ
الرابعُ مسحُ الرأس أو بعضِهِ ولو شعرةً في حده
الخامسُ غَسلُ الرِجلينِ مع الكعبين أو مسحُ الخفِّ إذا كمُلَت شروطه
السادسُ الترتيبُ هكذا
(Pasal)
Di antara syarat-syarat shalat adalah wudlu. Fardlu wudlu ada 6:
Pertama : Niat bersuci untuk shalat atau selain shalat dari niat-niat yang mencukupi, ketika membasuh muka (dalam madzhab Syafi’i niat ini diletakan bersamaan dengan saat membasuh muka tersebut, sementara dalam madzhab Malik niat tersebut dapat mencukupi walau diletakan sesaat sebelum membasuh wajah).
Kedua : Membasuh seluruh wajah, dari tempat tumbuh rambut (bagian atas) hingga ke dagu dan dari telinga (kanan) nya hingga ke telinga (kiri) nya, baik kulit maupun rambutnya, tidak bagian dalam jenggot dan cambang yang tebal.
Ketiga : Membasuh kedua tangan beserta kedua sikunya dan segala apa yang ada di atas keduanya.
Keempat : Mengusap kepala atau sebagaiannya sekalipun satu rambut yang berada di bagian kepalanya.
Kelima : Membasuh dua kaki dan mata kakinya atau mengusap khuf apa bila telah sempurna syarat-syaratnya.
Keenam : Mengerjakannya dengan tertib demikian ini.
فصلٌ
وينقُضُ الوضوءَ ما خرجَ من السبيلينِ غيرَ المنيِّ ومسُّ قُبُلِ الآدمي أو حلقةِ دُبُرهِ ببطنِ الكفِ بلا حائلٍ ولمسُ بشرة الأجنبيةِ التي تشتهى وزوالُ العقلِ لا نومُ قاعدٍ مُمكنٍ مَقْعَدته
(Pasal)
Wudlu’ batal di sebabkan :
- Sesuatu yang keluar melalui qubul dan dubur selain mani (sperma).
- Menyentuh qubul manusia atau lubang dubur dengan telapak tangan tanpa alas.
- Menyentuh kulit wanita lain ( wanita yang boleh di nikahi )
- Hilang akal, tidak termasuk tidur dalam keadaan duduk yang tetap di tempatnya.
