Minggu, September 24, 2023
spot_img
BerandaPondasi ImanHadits JibrilHADITS JIBRIL; IMAN DENGAN HARI AKHIR

HADITS JIBRIL; IMAN DENGAN HARI AKHIR

IMAN DENGAN HARI AKHIR

Di antara dasar-dasar dan pokok-pokok iman yang enam ialah beriman kepada hari akhir, yaitu hari kiamat. Peristiwa hari kiamat ini dari mulai dibangkitkannya seluruh jasad manusia dari kubur atau dari kematiannya dan berakhir setelah ditempatkannya penduduk surga di surga dan penduduk neraka di neraka. Makna “kehidupan akhirat” yang dimaksud adalah kehidupan pada hari kiamat, dan kehidupan setelah menetapnya penduduk surga di surga dan penduduk neraka di neraka yang tidak berpenghabisan. Artinya, bahwa kehidupan abadi setelah kematian tersebut disebut dengan kehidupan akhirat.

Seluruh manusia dan makhluk hidup lainnya akan mengalami kematian. Setelah Malaikat Israfil melaksanakan perintah Allah untuk meniup sangkakala (ash-Shur) maka seluruh makhluk hidup akan mengalami kematian. Kemudian, pada hari kebangkitan, Allah akan mengembalikan seluruh jasad, baik yang masih utuh atau yang telah hancur dimakan tanah, menjadi seperti sediakala dengan ruhnya masing-masing.

Proses peristiwa kiamat ini, yaitu dari mulai dibangkitkannya seluruh makhluk yang telah mati hingga berakhir dengan menetapnya penduduk surga di surga dan penduduk neraka di neraka, berlangsung dalam waktu yang sangat panjang. Yaitu dalam waktu 50.000 (lima puluh ribu) tahun dalam hitungan kita. Tentang ini Allah berfirman:

فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ (المعارج:4)

“(Kiamat itu) terjadi dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun”. (QS. al-Ma’arij: 4)

Di saat itu seluruh makhluk dikumpulkan di atas bumi yang telah diganti oleh Allah (al-Ardl al-Mubaddalah). Bumi yang kita tempati sekarang ini dihari kiamat nanti akan dihancurkan, akan diseret keneraka Jahannam dan dimasukan ke dalamnya. Allah akan menggantikannya dengan bumi yang lain. Pada bumi yang baru ini tidak ada pepohonan, tidak ada sungai-sungai, tidak ada gunung-gunung, serta bumi tersebut berbentuk datar dan berwarna putih. Seluruh makhluk yang pernah hidup dari bangsa manusia, bangsa jin, hingga seluruh binatang akan dibangkitkan dan dikumpulkan pada bumi yang baru ini. Di bumi yang baru ini, bintang-bintang akan saling membalas (Qishah) antara mereka atas perlakuan sesamanya ketika mereka hidup di dunia. Setelah itu kemudian mereka akan menjadi debu. Dan di saat itulah orang-orang kafir akan mendapatkan penyesalan yang tiada tara, mereka akan berkata: “Seandainya saja kami seperti binatang-binatang tersebut dan menjadi debu…!”. Mereka berangan-angan demikian karena sangat beratnya pertanggungjawaban yang ada di hadapan mereka. Sementara bintang-bintang tersebut telah menjadi debu dan terbebas dari segala pertanggungjawaban.

Pada hari kiamat yang terjadi dalam jangka lima puluh ribu tahun dalam hitungan kita tersebut, seluruh manusia akan melewati lima puluh peristiwa (Mauqif). Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. al-Ba’ats.

Yaitu peristiwa kebangkitan dan keluarnya seluruh makhluk yang mati dari kubur mereka atau dari kematian masing-masing setelah jasad mereka yang hancur dimakan tanah dikembalikan oleh Allah seperti sediakala dengan ruh-ruhnya. Namun demikian ada beberapa golongan yang jasad mereka tidak hancur dimakan tanah. Di antaranya jasad para Nabi Allah, para Syuhada (yaitu orang-orang yang meninggal dalam peperangan membela agama Allah), dan sebagian para wali Allah. Tentang peristiwa al-Ba’ts ini Allah berfirman:

ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ (المؤمنون: 16)

“Kemudian sesungguhnya kalian pada hari kiamat akan dibangkitkan”. (QS. al-Mu’minun: 16)

2. al-Hasyr.

Yaitu peristiwa dikumpulkan dan digiringnnya manusia setelah keluar dan dibangkitkan dari kematian mereka masing-masing ke suatu tempat. Manusia saat itu terbagi kepada tiga golongan. Golongan pertama dalam keadaan kesenangan, mereka dalam keadaan makan, minum, berpakaian indah, serta berkendaraan di atas unta-unta yang pelananya terbuat dari emas. Mereka adalah orang-orang yang bertakwa. Golongan kedua dalam keadaan telanjang tanpa pakaian dan tanpa alas kaki. Mereka adalah orang-orang fasik atau para pelaku dosa-dosa besar dari orang-orang Islam. Dan golongan ketiga dalam keadaan telanjang tanpa pakaian dan tanpa alas kaki, dan dengan diseret di atas wajah-wajah mereka oleh para Malaikat. Artinya diseret dengan posisi badan terbalik, kepala mereka dibawah dan bagian kaki mereka berada di arah atas. Golongan ketiga ini adalah orang-orang kafir. Tentang golongan ketiga ini Allah berfirman:

وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى وُجُوهِهِمْ عُمْيًا وَبُكْمًاوَصُمًّا (الإسراء: 97)

“Dan Kami (Allah) akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (dengan diseret) di atas wajah-wajah mereka dalam keadaan buta, bisu, dan tuli”. (QS. al-Isra: 97).

3. al-Hisab.

Peristiwa ini ialah proses di mana seluruh manusia akan diperlihatkan kepada mereka segala apa yang telah mereka perbuat di duania. Allah akan memperdengarkan Kalam-Nya kepada mereka semua; Kalam Allah yang bukan huruf-huruf, bukan suara, dan bukan bahasa. Orang-orang beriman akan sangat bergembira saat itu. Sementara orang-orang kafir akan ditimpa kesedihan, kesengsaraan dan ketakutan yang luar biasa, karena sama sekali mereka tidak memiliki amal kebaikan.

4. al-Mizan.

Yaitu neraca dengan dua mata timbangan. Bila sebelah mata timbangan yang berisi kebaikan dari seorang mukmin lebih berat dari mata timbangan yang berisi keburukannya maka ia akan langsung masuk ke surga tanpa mendapatkan adzab sedikitpun. Namun bila sebaliknya, yaitu mata timbangan keburukannya lebih berat dari pada mata timbangan kebaikannya, maka ia memiliki dua kemungkinan keadaan. Kemungkinan pertama, ia akan dimasukan ke dalam neraka, namun pada akhirnya setelah menjalani siksaan yang dikehendaki oleh Allah atasnya, ia akan dikeluarkan dari neraka tersebut dan akan dimasukan ke dalam surga. Atau kemungkinan kedua, ia akan diampuni dari dosa-dosanya tersebut oleh Allah, dan dengan demikian ia akan langsung dimasukan ke dalam surga tanpa terlebih dahulu masuk ke neraka. Tentang al-Mizan Allah berfirman:

وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ (الأعراف: 8)

“Dan timbangan pada hari itu adalah sesuatu yang hak adanya”. (QS. al-A’raf: 8).

Adapun orang-orang kafir sama sekali tidak memiliki kebaikan. Saat itu hanya keburukan mereka saja yang akan diletakan di sebelah neraca timbangan. Walaupun mereka sedikitpun tidak memiliki kebaikan, namun proses penimbangan amalan ini tetap diberlakukan terhadap mereka agar mereka bertambah menyesal.

Adapun kebaikan yang pernah dilakukan oleh orang-orang kafir tersebut di dunia, seperti menolong orang-orang yang sedang kesulitan, memberi makan fakir miskin, dan lainnya, maka semua kebaikan tersebut sepenuhnya dibalas langsung oleh Allah di dalam kehidupan dunia pula. Hingga ketika mereka datang ke akhirat kelak mereka tidak mendapati sedikitpun balasan dari kebaikan-kebaikan yang telah mereka lakukan. Dalam sebuah hadits Shahih, Rasulullah bersabda:

وَأمّا الكَافِرُ فَيُطْعَمُ بِحَسَناتِهِ حَتّى إذَا أفْضَى إلَى الآخِرَةِ لَمْ يَكُنْ لَهُ مِنْهَا نَصِيْبٌ (رواه مسلم)

“Adapun orang kafir maka ia diberi makan (rizki) dari kebaikan-kebaikan yang ia perbuat, hingga bila datang ke akhirat nanti ia sedikit pun tidak mendapatkan balasan dari kebaikan-kebaikan tersebut”. (HR. Muslim).

Orang-orang kafir tersebut akan dimasukan ke dalam neraka, dan mereka akan tetap selamanya berada di dalam neraka tersebut hingga waktu yang tidak terbatas.

5. ash-Shirath.

Yaitu jembatan yang dibentang di atas neraka. Satu ujungnya berada di bumi yang telah diganti oleh Allah (al-Ardl al-Mubaddalah), dan ujung lainnya berada pada suatu tempat menuju ke surga. Sebagian orang-orang mukmin ada yang melewati jembatan tersebut tanpa menginjaknya, tetapi terbang di atasnya dengan sangat cepat. Sebagian lainnya dari orang-orang mukmin tersebut ada yang menginjaknya. Dan dari golongan ini ada sebagian mereka yang selamat melewati jembatan tersebut, namun ada sebagian lainnya yang tidak selamat dan jatuh ke dalam neraka. Adapun orang-orang kafir tidak ada yang melewati jembatan tersebut, namun semuanya akan diseret olah para Malaikat dan langsung dimasukan ke dalam neraka.

Tentang ash-Shirath,Allah berfirman:

وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا (مريم: 71)

“Dan sesungguhnya setiap orang dari kalian akan mendatanginya (Neraka)”. (QS. Maryam: 71)

Yang dimaksud ayat ini bukanberarti seluruh manusia akan masuk ke dalam neraka Jahannam. Karena kata “al-Wurud” (yang secara harfiyah bermakna datang) dalam penggunaan bahasa Arab memiliki dua makna. Pertama, Wurud ‘Ubur; artinya datang dan melewati. Kedua, Wurud Dukhul, artinya datang dan masuk.

Adapun tentang apa yang disebutkan dalam beberapa riwayat bahwa jembatan (Ash-Shirath) ini bentuknya lebih kecil dari pada sehelai rambut dan lebih tajam dari pada pedang, seperti sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam Muslim, maka yang dimaksud bukan dalam pengertian hakekat. Tapi itu semua sebagai gambarang metaporis, untuk menunjukan bahwa jembatan tersebut sangat berbahaya. Hal ini karena untuk melewati jembatan tersebut tergantung kepada kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan di dunia.

6. al-Haudl.

Yaitu telaga yang telah disediakan bagi penduduk surga sebelum mereka memasuki tempat masing-masing di dalam surga. Orang-orang mukmin akan minum dari air telaga tersebut sebelum mereka masuk ke dalam surga, setelah itu mereka tidak akan merasakan haus selamanya. Setiap Nabi dianugerahi satu telaga oleh Allah, dan telaga yang paling luas adalah telaga nabi Muhammad. Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari dari sahabat ‘Abdullah ibn ‘Amr bahwa Rasulullah bersabda:

حَوْضِيْ مَسِيْرَةَ شَهْرٍ، مَاؤُهُ أبْيَضُ مِنَ اللّبَن، وَرِيْحُهُ أطْيَبُ مِنَ الِمسْكِ، وَكَيْزَانُهُ كَنُجُوْمِ السّمَاءِ، مَنْ شَرِبَ مِنْهَا لَا يَظْمَأ أبَدًا (رواه البخاري)

“Luas telagaku sejarak perjalanan satu bulan, airnya lebih putih dari pada air susu, wanginya lebih semerbak dari pada minyak misik, gelas-gelasnya tersedia seperti ribuan bintang di langit, orang mukmin yang telah minum darinya tidak akan merasakan hausselamanya”. (HR. al-Bukhari).

Tanda-Tanda Hari Kiamat

Tanda-tanda hari kiamat ada dua, tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar. Diantara tanda-tanda kecil, sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat, adalah menyebarnya para penceramah yang memperdengarkan materi-materi yang buruk (Khuthaba’ as-Su’), banyak terjadi gempa, hilangnya keseimbangan gunung-gunung dari pancangnya, banyak terjadi kebohongan dan penipuan, banyak bangunan-bangungan mencakar langit, banyak orang yang mengaku menjadi nabi, menyebarnya berbagai penyakit yang tidak pernah dikenal sebelumnya, banyak terjadi perubahan cuaca, menyebarnya kebodohan dalam masalah ilmu agama, banyak terjadi kezhaliman dan pembunuhan, pasar-pasar semakin ramai dan saling berdekatan, waktu seakan cepat berlalu, tersebarnya musuh-musuh Islam dari berbagai penjuru yang selalu berusaha menghancurkan umat Islam hingga orang-orang Islam saat itu ibarat sebuah hidangan berada di tengah meja makan yang siap disantap dari berbagai arah, dan banyak menyebarnya perzinahan di berbagai tempat. Yang terakhir disebutkan ini bahkan secara gamblang diriwayatkan dalam hadits riwayat al-Imam Muslim, al-Imam Ahmad ibn Hanbal dan al-Imam al-Baihaqi bahwa mereka adalah wanita-wanita yang hanya menutup sebagian kecil auratnya saja, mereka membiarkan bagian-bagian tubuhnya terbuka untuk mengundang berbagai fitnah. Dan bahkan mereka mengajak kaum laki-laki untuk berbuat zina. Benar, sebagian besar dari tanda-tanda kiamat ini telah terjadi di masa sekarang. Semoga Allah menyelamatkan kita dari fitnah zaman yang rusak ini. Amin

Di antara tanda-tanda kecil lainnya dari hari kiamat adalah munculnya Imam Mahdi. Beliau terlahir dari garis keturunan Rasulullah, memiliki nama yang sama dengan nama Rasulullah sendiri, yaitu Muhammad. Demikian pula nama ayahnya sama dengan nama ayah Rasulullah, yaitu ‘Abdullah. Dalam sebuah Hadits diriwayatkan dari sahabat ‘Abdullah ibn Mas’ud, bahwa Rasulullah bersabda:

لَا تَقُوْمُ السّاعَةُ حَتّى يَمْلِكَ النَّاسَ رَجُلٌ مِنْ أهْلِ بَيْتِيْ يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِيْ وَاسْمُ أبِيْهِ اسْمَ أبِي فيَمْلَأُهَا قِسطاً وَعَدْلًا (رواه ابن حبان وأبو داود والترمذي والحاكم)

“Tidak akan datang hari kiamat hingga manusia akan dipimpin oleh seorang yang berasal dari keturunanku yang namanya sama dengan namaku dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku, ia akan menjadikan bumi penuh dengan keadilan”. (HR. al-Imam Ibn Hibban dalam kitab Shahih, al-Imam Abu Dawud dalam kitab Sunan, al-Imam at-Tirmidzi dalam kitab Jami’, dan al-Imam al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak).

Adapun tanda-tanda besar dari hari kiamat ada sepuluh. Yaitu; keluar Dajjal, turun Nabi ‘Isa ibn Maryam dari langit, keluar kaum Ya’juj dan Ma’juj, terbit matahari dari arah barat, keluar binatang (ad-Dabbah) yang berasal dari perut bumi, menyebar asap yang akan menutupi bumi, bumi terbelah dan akan menelan segala apa yang berada diatasnya, terjadi gerhana di arah timur dan barat serta di jazirah Arab, dan keluarnya api dari dasar ‘Adn (salah satu wilayah di negara Yaman) yang akan menggiring manusia ke arah terbenamnya matahari.

Dalam beberapa hadits Shahih yang diriwayatkan oleh al-Imam Abu Dawud, al-Imam Ahamd, al-Imam al-Baihaqi dan lainnya disebutkan bahwa Nabi ‘Isa ketika turun beliau akan memerangi orang-orang kafir, akan menegakan hukum-hukum Islam, menghancurkan salib, membunuh seluruh babi, membebaskan segala bentuk pajak, dan menghancurkan semua agama kecuali agama Islam, dan beliau juga akan membunuh Dajjal. Nabi ‘Isa akan hidup di muka bumi ini selama empat puluh tahun, selanjutnya beliau akan meninggal dan jasadnya akan dishalatkan oleh orang-orang Islam.

Wa Allahu A’lam Biash-Shawab.

Kholil Abou Fatehhttps://nurulhikmah.ponpes.id
Dosen Pasca Sarjana PTIQ Jakarta dan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hikmah Tangerang
RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Most Popular

Recent Comments

×

 

Assalaamu'alaikum!

Butuh informasi dan pemesanan buku? Chat aja!

× Informasi dan Pemesanan Buku