Jawaban Atas Kerancuan Faham Musyabbihah Dalam Pengingkaran Mereka Terhadap Tafsir Istawâ Dengan Istawlâ (Bag. 5)

0
101

Jawaban Atas Kerancuan Faham Musyabbihah Dalam Pengingkaran Mereka Terhadap Tafsir Istawâ Dengan Istawlâ

Kerancuan Ke Lima:

Seringkali kaum Mujassimah Musyabbihah mengatakan bahwa jika Istawâ dimaknai dengan Istawlâ yang berarti bahwa Allah menguasai arsy maka berarti penyebutan arsy secara khusus dalam ayat-ayat tentang Istawâ ini tidak memiliki faedah, karena sesungguhnya Allah menguasai seluruh makhluk-Nya, tidak hanya menguasai arsy saja.

Jawab:

Penyebutan arsy secara khusus adalah sebagai pemuliaan terhadap arsy itu sendiri. Karena sesuatu yang disebut secara khusus dengan disandarkan kepada nama Allah adalah menunjukan bahwa sesuatu tersebut memiliki kedudukan yang agung, contohnya seperti firman Allah tentang unta betina milik Nabi Shaleh: “Nâqatallâh…” (QS. Asy-Syams: 13). Dalam ayat ini disebutkan unta betina secara khusus dengan disandarkan kepada nama Allah, padahal Allah adalah pemilik dari segala unta bentuk apapun; hal ini untuk menunjukan bahwa unta betina milik Nabi Shaleh tersebut memiliki keistimewaan dibanding unta-unta betina lainya.

Kemudian dari pada itu kita katakan pula kepada mereka bahwa arsy secara khusus disebutkan dalam ayat-ayat tentang Istawâ ini adalah karena arsy makhluk Allah yang paling besar bentuk dan ukurannya. Dengan demikian, jika makhluk yang paling besar bentuknya dikuasai oleh Allah maka secara otomatis segala makhluk yang bentuknya di bawah arsy sudah pasti juga dikuasai oleh Allah. Artinya, jika kita katakan bahwa Allah menguasai arsy, maka itu artinya bahwa Allah juga menguasai segala sesuatu yang bentuknya di bawah arsy.

Di antara dalil yang menunjukan bahwa arsy adalah makhluk Allah yang paling besar adalah sebuah hadits riwayat Imam Ibn Hibban dalam kitab Shahî-nya, juga diriwayatkan oleh para ahli hadits lainnya bahwa Rasulullah bersabda:

مَا السَّموَاتُ السّبْعُ مَعَ الْكُرْسِيّ إلاّ كَحَلقَةٍ مُلْقَاةٍ بأرْضِ فَلاَة، وَفَضْلُ الْعَرْشِ عَلَى الْكُرْسِيّ كَفَضْلِ الْفَلاَةِ عَلَى حَلقَة (رَواهُ ابنُ حبّان)

“Tidaklah tujuh lapis langit dibanding besarnya kursi kecuali seperti kerikil bulat kecil yang yang dilemparkan di tanah yang lapang, sementara besarnya arsy dibanding kursi seperti besarnya tanah yang lapang dibanding kerikil kecil”. (HR. Ibn Hibban dan lainnya).

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here