Jawaban Atas Kerancuan Faham Musyabbihah Dalam Pengingkaran Mereka Terhadap Tafsir Istawâ Dengan Istawlâ
Kerancuan Ke Enam:
Seringkali kaum Musyabbihah dari kaum Wahhabiyyah berkata: “Tidak ada seorangpun dari para ulama Salaf yang telah mentakwil Istawâ dengan Istawlâ, maka dari manakah kalian mengatakan bahwa makna Istawâ artinya Istawlâ?!
Jawab:
Kita katakan kepadanya; “Demikian pula tidak ada seorangpun dari para ulama Salaf yang mentakwil Istawâ dengan Istaqarra seperti yang kalian yakini, dengan demikian kalian telah menyalahi para ulama Salaf. Justru yang ada dari para ulama Salaf adalah pengingkaran terhadap makna Istaqarra, seperti dalam pernyataan Imam Abu Hanifah karena Allah maha suci dari sifat bertempat dan bersemayam. Kemudian makna Istaqarra ini juga diingkari oleh adz-Dzahabi, dan bahkan salah seorang pemimpin terkemuka kalian yang bernama Nashiruddin al-Albani juga mengingkari tafsir Istawâ dengan Istaqarra.
Kita katakan kepada mereka: “Suatu yang telah tetap kebenarannya dengan dalil syara’, maka tidak boleh dikatakan bahwa sesuatu tersebut menyalahi para ulama Salaf, sekalipun mereka tidak pernah membicarakannya. Lebih dari pada itu semua sesungguhnya tidak sedikit dari para ulama Salaf yang telah memaknai Istawâ dengan Istaqarra”. Lihat pernyataan para ulama dalam pemaknaan Istawâ dengan Istaqarra dari buku Penjelasan Lengkap Allah Ada Tanpa Tempat.
Masyaa Allah