Minggu, September 24, 2023
spot_img
BerandaBukti Kebenaran Aqidah Asy'ariyyahPertanyaan Aneh: “Apakah kaum Asy’ariyyah (para pengikut al-Imam Abul Hasan al-Asy’ari) termasuk...

Pertanyaan Aneh: “Apakah kaum Asy’ariyyah (para pengikut al-Imam Abul Hasan al-Asy’ari) termasuk golongan Ahlussunnah Wal Jama’ah?”

Ada sekelompok orang membuat pertanyaan aneh, berkata: “Apakah kaum Asy’ariyyah (para pengikut al-Imam Abul Hasan al-Asy’ari) termasuk golongan Ahlussunnah Wal Jama’ah?”. Tepatnya pertanyaan ini dilontarkan oleh orang-orang Wahabi. Ini betul-betul pertanyaan aneh dan sangat tidak ilmiah.

Secara ringkas, pertanyaan tendesius ini tersirat mengandung banyak kemungkinan pemahaman atau tuduhan.

(Satu): Bisa jadi orang yang membuat pertanyaan tersebut adalah orang yang sangat bodoh, tidak pernah belajar ilmu agama dengan benar, khususnya sejarah. Karena orang yang pernah belajar dengan baik dan benar, kepada para ulama yang terpercaya (tsiqah) dan memiliki mata rantai keilmuan (sanad) yang bersambung ke atas maka ia akan mendapati bahwa para ulama pengemban (pewaris) ajaran syari’at ini adalah kaum Asy’ariyyah dalam setiap generasinya.

(Dua): Boleh jadi orang yang melontarkan pertanyaan itu adalah orang yang sangat lugu, picik, dan sempit dalam berfikirnya. Katak dalam tempurung. Ia hanya mengetahui beberapa nama saja yang –menurutnya– sebagai ulama yang lurus di atas jalan kebenaran. Dan seperti demikian inilah doktrin faham Wahabi. Mereka memandang sesat kepada siapapun, kecuali yang sepaham dengan ajaran mereka. Hanya bila sudah dikatakan kepada mereka; “Ibnu Taimiyah berkata: …”, atau “Muhammad bin Abdul Wahhab berkata: …”, atau “Utsaimin berkata: …”, atau “Ibnu Baz berkata: …”; maka mereka akan diam menerima; sami’na wa atha’na. Selain ulama mereka sendiri mereka menilainya bukan ulama, atau bukan Ahlussunnah.

(Tiga): Poin yang tersirat dari pertanyaan tendensius itu adalah bahwa kaum Asy’ariyyah adalah orang-orang sesat. Atau paling tidak, yang tersirat dari pertanyaan itu adalah bahwa dipenanya meragukan kebenaran aqidah Asy’ariyyah. Sebenarnya, redaksi pertanyaan di atas adalah “model halus” untuk menyesatkan, bahkan mengkafirkan kaum Asy’ariyyah. Karena demikian itulah keyakinan mereka; kaum Asy’ariyyah dan Matridiyyah adalah orang-orang kafir musyrik[1]. Karena itu besar kemungkinan pertanyaan di atas dilontarkan untuk tujuan cibiran, melecehkan dan hanya untuk olok-olok.

Seharusnya, jika hendak ditanyakan maka redaksi pertanyaan bagi seorang yang terpelajar adalah; “Siapakah bersama kaum Asy’ariyyah yang masuk dalam barisan Ahlussunnah Wal Jama’ah?”. Ini namanya pertanyaan seorang yang paham dan ilmiyah.

Anda jelaskan kepada orang yang melontarkan pertanyaan “bodoh / asal jadi” di atas, bahwa seluruh ulama terkemuka di kalangan Ahlussunnah Wal Jama’ah, dari masa ke masa, dari generasi ke generasi mereka semua adalah para pengikut al-Imâm Abul Hasan al-Asy’ari, atau pengikut al-Imâm Abu Manshur al-Maturidi. Mereka semua adalah Asy’ariyyah Maturidiyyah.

Tanyakan kepada orang itu, apakah anda kenal dengan para ulama terkemuka ini; Abul Hasan al-Bahili, Abu Sahl ash-Shu’luki (w 369 H), Abu Ishaq al-Isfirayini (w 418 H), Abu Bakar al-Qaffal asy-Syasyi (w 365 H), Abu Zaid al-Marwazi (w 371 H), Abu Abdillah ibn Khafif asy-Syirazi; seorang sufi terkemuka (w 371 H), al-Qâdlî Abu Bakar Muhammad al-Baqillani (w 403 H), Abu Bakar Ibn Furak (w 406 H), Abu Ali ad-Daqqaq; seorang sufi terkemuka (w 405 H), Abu Abdillah al-Hakim an-Naisaburi; penulis kitab al-Mustadrak ‘Alâ ash-Shahîhain, Abu Manshur Abd al-Qahir ibn Thahir al-Baghadadi (w 429 H) penulis kitab al-Farq Bayn al-Firaq, al-Hâfizh al-Khathib al-Baghdadi (w 463 H), Abu al-Qasim Abd al-Karim ibn Hawazan al-Qusyairi penulis kitab ar-Risâlah al-Qusyairiyyah (w 465 H), Abu Ali ibn Abi Huraisah al-Hamadzani, Abu al-Muzhaffar al-Isfirayini  penulis kitab at-Tabshîr Fî ad-Dîn Wa Tamyîz al-Firqah an-Nâjiyah Min al-Firaq al-Hâlikîn (w 471 H), Abu Ishaq asy-Syirazi; penulis kitab at-Tanbîh Fî al-Fiqh asy-Syâfi’i (w 476 H), Abu al-Ma’ali Abd al-Malik ibn Abdullah al-Juwaini yang lebih dikenal dengan Imam al-Haramain (w 478 H)??

Kalau si-penanya itu berkata tidak kenal nama-nama ulama di atas, dan ia hanya mengenal nama Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab saja, maka anda katakan kepadanya; “Selamat tinggal”. Berarti, nyatalah orang tersebut telah berjalan di atas faham ekstrim. Ia tidak faham keyakinan dan ajaran mayoritas ulama. Wa man syadzdza syadzdza fin-nar.

____________________

[1] Golongan Wahabi mengkafirkan kaum Asy’ariyyah tertuang dalam banyak karya-karya ulama mereka. Bahkan doktrin ini menjadi kurikulum resmi sekolah mereka dalam berbagai tingkatan. Di antaranya, buku berjudul “at-Tauhid”, -al-Marhalah ats-Tsanawiyyah, ash-Shaff al-Awwal-, karya Saleh ibn Fawzan, yang secara resmi menjadi buku kurikulum mereka.  Pada halaman 67, berkata: “Maka orang-orang musyrik adalah orang-orang terdahulu dari kaum Jahmiyyah, Mu’tazilah, dan Asy’ariyyah”.

Kholil Abou Fatehhttps://nurulhikmah.ponpes.id
Dosen Pasca Sarjana PTIQ Jakarta dan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hikmah Tangerang
RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Most Popular

Recent Comments

×

 

Assalaamu'alaikum!

Butuh informasi dan pemesanan buku? Chat aja!

× Informasi dan Pemesanan Buku