Minggu, September 24, 2023
spot_img
BerandaFiqihShalat Jama'ah, Shalat Jum'ah dan Pengurusan Jenazah

Shalat Jama’ah, Shalat Jum’ah dan Pengurusan Jenazah

Mukhtashar 'Abdillah al-Harari al-Kafil bi 'Ilm ad-Din ad-Dlaruri (Ringkasan 'Abdullah al-Harari Yang Memuat Ilmu Agama Yang Pokok)

الجماعة والجمعة

فصل

الجماعة على الذكور الأحرار المقيمين البالغين غير المعذورين فرض كفاية وفي الجمعةِ فرضُ عينٍ عليهم إذا كانوا أربعينَ مكلفينَ مستوطنينَ في أبنيةٍ لا في الخيام لأنها لا تجبُ على أهل الخيامِ وتجبُ على من نوى الإقامةَ عندهم أربعةَ أيامٍ صحاحٍ أي غير يومي الدخول والخروجِ وعلى من بلغهُ نداءُ صيِّتٍ من طرفٍ يليه من بلدها وشرطها وقتُ الظهرِ وخطبتانِ قبلها فيه يسمعُها الأربعونَ وأن تُصلى جماعةً بهم وأن لا تُقارنَها أخر ببلدٍ واحدٍ فإن سبقت إحداهما بالتحريمةِ صحّت السابقةُ ولم تصحّ المسبوقةُ هذا إذا كان يُمكنهم الاجتماع في مكانٍ واحدٍ فإن شقَّ ذلكَ صحّت السابقةُ والمسبوقةُ.

وأركانُ الخطبتينِ: حمْدُ اللهِ والصلاةُ على النبي صلى الله عليه وسلم والوصيةُ بالتقوى فيهما وءايةٌ مفهمةٌ في إحداهما والدعاءُ للمؤمنينَ في الثانيةِ

وشروطهما الطهارةُ عن الحدثينِ وعن النجاسةِ في البدنِ والمكانِ والمحمولِو وسترُ العورةِ والقيامُ والجلوسُ بينهما والموالاة في أركانهما وبينهما وبينَ الصلاةِ وأن تكونا بالعربيةِ.

(Pasal)

Shalat jama’ah itu fardu kifayah bagi laki – laki yang merdeka yang mukim yang baligh dan yang tidak ada uzur, shalat jum’ah fardu ain bagi mereka jika ada empat puluh orang yang mukallaf penduduk setempat pada satu bangunan bukan orang yang berkemah karena mereka tidak wajib untuk shalat jum’ah. Dan wajib bagi orang yang berniat untuk menetap selama empat empat hari penuh yaitu selain hari masuk dan hari keluar dan bagi orang yang sampai suara azan dari daerahnya.

Dan syarat – syaratnya  :

Waktu dzuhur

Dan khutbah dua kali keduanya bisa didengar oleh empat puluh.

Dan shalatnya harus berjamaah.

Dan hanya ada satu shalat juma’ah saja dalam satu daerah, maka ada salah satu diantara keduanya yang duluan takbiratulihramnya maka yang sah adalah yang duluan dan tidak sah bagi yang belakangan, yang demikian ini jika memungkinkan mereka berkumpul pada satu tempat, maka jika sulit maka keduanya sah yaitu yang belakangan dan yang duluan.

Dan rukun – rukun khutbah:

Memuji Allah, dan shalawat kepada Nabi, dan berwasiat untuk bertakwa pada keduanya.

Dan membaca ayat yang bisa di fahami pada salah satu keduanya.

Dan membaca doa pada khutbah yang kedua.

Dan syarat keduanya:

Suci dari dua hadats dan dari najis pada badan, pakaian dan yang di bawa.

Dan menutup aurat.

Dan berdiri.

Dan duduk diantara keduanya dan berkesinambungan antara rukun keduanya.

Dan antara keduanya dan antara shalat.

Dan berbahasa Arab.

فصلٌ

:ويجبُ على كلِّ مَن صلّى مقتديًا في جمعةٍ أو غيرها

أن لا يتقدَّمَ على إمامه في الموقفِ والإحرامِ بل تبطلُ المقارنةُ في الإحرامِ ةتكرهُ في غيره إلا التأمينَ ويحرمُ تقدمه بركنٍ فعليٍّ وتبطلُ الصلاةُ بالتقدمِ على الإمامِ بركنين فعليين متواليينِ طويلينِ أو طويلٍ وقصيرٍ بلا عذرٍ.

وكذا التأخرُ عنه بهما بغير عذر وبأكثرَ من ثلاثةِ أركانٍ طويلةٍ ولو لعذرٍ فلو تأخرَ لإتمام الفاتحةِ حتى فرغَ الإمامُ من الركوعِ والسجودينِ فجلس للتشهد أو قامَ ترك إتمام الفاتحة ووافق الإمامَ فيما هو فيه وأتى بركعةٍ بعد سلامِ إمامه وإن أتمها قبل ذلك مشى على ترتيب نفسه.

وأن يعلمَ بانتقالات إمامه.

وأن يجتمعا في مسجد وإلا ففي مسافة ثلاثمائة ذراع يدوية.

وأن لا يحول بينهما حائلٌ يمنعُ الاستطراقَ.

وأن يتوافق نظمُ صلاتيهما فلا يصحُّ قدوةُ مصلي الفرضِ خلف صلاة الجنازةِ.

وأن لا يتخالفا في سنة تفحشُ المخالفةُ فيها كالتشهدِ الأولِ أي جلوسه فعلاً وتركًا أي إن جلسَ الإمامُ جلس المأمومُ وإن تركهُ قامَ معه.

وأن ينويَ الاقتداءَ مع التحرُّمِ في الجُمعةِ وقبلَ المتابعة وطولِ الانتظار في غيرها أي قبل أن يُتابعَهُ قصدًا فإن تابعه بلا نيةٍ فسدت صلاته وكذلك لو انتظرَه انتظارًا طويلاً مع المتابعةِ أما لو تابعه اتفاقًا بلا قصدٍ لم تبطل صلاته، وحاصل المسألة أنه إذا تابعه قصدًا فسدت سواءٌ طال الانتظارُ أو لم يطل، أما إن انتظره طويلاً ولم يُتابعه في الأفعالِ فلا تفسدُ.

ويجبُ على الإمام نيةُ الإمامةِ في الجمعةِ والمعادةِ وتُسنُّ في غيرهما والمعادةُ هي الصلاة التي يصليها مرةً ثانيةً بعد أن صلاها جماعةً أومنفردا إذا وجدَ رجلاً يصلي معه جماعةً أو صلى جماعة لكنه أراد أن يُكسبَ رجلاً جاءً ليصلي حتى لا تفوته فضيلةُ الجماعةِ.

(Pasal)

Dan ke wajib atas setiap orang yang shalat jum’ah dan selainnya mengikuti imam :

Bahwa dia tidak mendahului imam pada tempat dan waktu takbiraktulihram, bahkan batal kalau dia berbarengan pada waktu ihram dan makruh pada selainnya kecuali pada bacaan amin.

Dan haram mendahuluinya satu rukun fi’il dan batal shalat mendahului imam dua rukun fi’il berturut – turut yang panjang atau panjang atau pendek tanpa uzur. Dan begitu juga tertinggal dengan tanpa uzur, dan lebih dari tiga rukun yang panjang walaupun karena uzur maka kalau dia terlambat karena menyempurnakan bacaan al-fatihah sehingga imam selesai rukuk dan dua sujud lalu dia duduk untuk tasyahud atau dia berdiri maka makmum meningalkan bacaan al-fatihahnya dan menyesuaikan pada imam dan makmum menambah satu raka’at imam salam dan jika dia menyempurnakannya sebelum demikian itu maka dia mengerjakan sendiri sesuai tertibnya.

Dan dia mengetahui berpindahnya imam dari satu rukun ke rukun yang lain.

Dan harus berkumpul dalam masjid dan jika tidak maka pada jarak tiga ratus hasta tangan.

Dan bahwa tidak terhalang antara keduanya suatu penghalang yang tidak bisa di lewati.

Dan harus sama shalat keduanya itu maka tidak sah shalat orang yang fardu di belakang orang yang shalat jenazah.

Dan bahwa keduanya tidak berbeda pada sunnah perbedaan yang besar, seperti tasyahud awal yaitu melakukan atau meninggalkan yaitu jika imam duduk maka makmum harus duduk dan jika imam berdiri maka makmum harus berdiri bersama imam.

Dan dia harus berniat mengikuti bersamaan dengan takbiratulihram dan sebelum mengikuti dan menunggu dalam waktu yang lama pada selainnya, yaitu sebelum berniat mengikutinya maka jika dia mengikuti tanpa niat maka rusaklah shalatnya, dan demikian juga kalau dia menunggu sampai lama lalu mengikutinya. Adapun kalau dia mengikutinya berbarengan tanpa niat maka tidak batal shalatnya. Dan hasil permasalahannya adalah bahwasanya jika dia bermaksud mengikutinya maka shalatnya rusak sama ada dia menunggunya lama atau tidak, adapun jika dia menungunya lama dan tidak mengikutinya pada perbuatan maka tidak batal shalatnya. Dan niat imam pada shalat jum’ah dan orang yang mengulang dan di sunnah pada selainnya. Dan yang di maksud orang yang mengulang adalah bahwa dia mengerjakan shalat yang kedua kalinya setelah dia shalat berjama’ah atau sendirian jika dia mendapat seseorang lalu dia shalat bersamanya berjamaah atau dia shalat berjama’ah akan dia ingin agar orang lain dapat pahala jama’ah yang datang untuk shalat berjamaah.

فصلٌ

غسلُ الميتِ وتكفينُه والصلاةُ عليه ودفنه فرضُ كفايةٍ إذا كان مسلما ولد حيَا، ووجب لذميٍّ تكفينٌ ودفنٌ ولِسقطٍ ميتٍ غسلٌ وكفنٌ ودفنٌ ولا يُصلى عليهما ومن مات في قتال الكفارِ بسببه كُفنَ في ثيابه فإن لم يكفهِ زِيدَ عليها ودفن ولا يُغسلُ ولا يُصلى عليه.

وأقلُ الغُسلِ إزالةُ النجاسةِ وتعميمُ جميعُ بشرهِ وشعَرهِ وإن كثُفَ مرةً بالماءِ المُطَهِّرِ.

وأقل الكفنِ ساتر جميع البدنِ وثلاثُ لفائفَ لمن ترك تركةً زائدةً على دينه ولم يوصِ بتركها.

وأقلُّ الصلاة عليه أن ينويَ فِعلَ الصلاةِ عليه والفرضَ ويُعينَ الميتَ ولو بالإشارةِ القلبية ويقولَ الله أكبرُ وهو قائمٌ إن قدَرَ ثم يقرأُ الفاتحةَ ثم يقول الله أكبر ثم يقول اللهم صلِّ على محمد ثم يقول الله أكبر اللهم افغر له وارحمه ثم يقول الله أكبر السلام عليكم ولا بد فيها من شروط الصلاة وترك المبطلات.

وأقلُّ الدفنِ حفرةٌ تكتمُ رائحتَهُ وتحرُسُهُ من السباعِ ويُسنُ أن يُعمَّق قدْرَ قامةٍ وبسطةٍ ويوسعُ ويجبُ توجيهه إلى القبلةِ ولا يجوز الدفن في الفِسقيَة.

(Pasal)

Memandikan mayat dan mengkafani, dan menshalatnya,  dan mengkebumikannya adalah fardu kifayah jika mayat itu muslim dan dilahirkan dalam keadaan hidup, dan wajib mengkafani dan mengkebumikan pada kafir zimmi dan wajib memandikan, mengkafani, mengkebumikan pada anak yang mati dalam kandungan dan tidak wajib dishalat pada keduanya.

Dan barangsiapa yang mati karena melawan orang kafir maka dia dikafankan dengan bajunya maka jika tidak cukup ditambah lalu di kebumikan, tidak di mandikan dan dishalatkan.

Dan paling sedikit memandikan itu adalah menghilangkan najis dan meratakan air pada seluruh badan dan rambut dan jika rambut itu tebal cukup sekali dengan air yang suci.

Dan paling sedikit mengkafan itu ialah menutupi semua badan dan tiga lapis kain bagi orang yang punya harta peninggalan yang lebih atas hutangnya dan dia tidak berwasiat dengan harta peninggalannya.

Dan paling sedikit menshalatkannya adalah: bahwasanya dia berniat melakukan shalat atasnya dan fardu dan menjelaskannya yaitu mayatnya walaupun dengan isyarat hati dan dia mengucapkan : ألله أكبر dan dia berdiri jika dia mampu kemudian membaca al-fatihah, kemudian membaca: الله أكبر  kemudian membaca : اللهم صل على محمد  kemudian dia membaca: الله أكبر اللهم اغفر له وارحمه  kemudian membaca: الله أكبر السلا م عليكم. Dan dia harus melakukan semua syaratnya shalat dan meninggalkan semua yang membatalkannya.

Dan paling sedikit mengkuburkannya ialah : mengali lobang sekira – kira tidak tercium lagi baunya dan terjaga dari binatang buas dan disunnahkan mendalaminya setinggi orang berdiri dan menaikkan tanggan keatas dan memperluaskannya dan wajib mengarahkannya kekiblat dan tidak boleh mengkafaninya dalam laci mayat.

Kholil Abou Fatehhttps://nurulhikmah.ponpes.id
Dosen Pasca Sarjana PTIQ Jakarta dan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hikmah Tangerang
RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Most Popular

Recent Comments

×

 

Assalaamu'alaikum!

Butuh informasi dan pemesanan buku? Chat aja!

× Informasi dan Pemesanan Buku