Tadabbur Hadits; Kita Merindukan Teman Yang Dapat Membawa Kita Menuju Surga. InsyaAllah tadabbur hadits ini dapat memberikan pengaruh dan berbekas dalam hati anda.
Dari sahabat Abu Hurairah (semoga ridla Allah selalu tercurah baginya), dari Rasulullah: “Bahwa ada seorang laki-laki datang berkunjung kepada saudaranya yang berada di kampung lain. Di tengah perjalannya Allah mengutus seorang Malaikat untuk menemuinya.
Setelah bertemu, Malaikat bertanya: “Hendak pergi ke manakah engkau?”,
orang itu menjawab: “Saya hendak berkunjung menemui saudaraku di kampung ini?”,
Malaikat bertanya: “Adakah dia punya hutang kepadamu dan engkau hendak menagihnya?”
Orang tersebut menjawab: “Tidak, aku hendak mendatanginya hanya karena aku mencintainya karena Allah”.
Malaikat berkata: “Ketahuilah, saya adalah Malaikat yang diutusan oleh Allah kepadamu, dan sesungguhnya Allau telah mencintai-mu sebagaimana engkau mencitai saudaramu karena-Nya”.
(HR. Imam Muslim dalam Kitab Shahih, 4/1988, no. 2567, Kitab al Birr wa as-Silah wa Adab, Bab Fi Fadl al Hubb Fillah. Juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad ibn Hanbal dalam Musnad, 2/408 Musnad Abu Hurairah)
Baca juga: Pemuka Ahlussunnah; Imam Abu Bakr al-Baqillani
Demi Allah saya sangat merindukan orang seperti yang diriwayatkan dalam hadits ini. Masih adakah di zaman kita sekarang orang yang benar-benar mencintai saudaranya karena Allah? Ketika kita mencintai seorang teman; benarkan kita mencintainya karena Allah?
Anda tahu; bagaimana para sahabat Anshar mencintai para sahabat Muhajirin? Al-Qur’an menggambarkan; Kaum Anshar selalu mendahulukan setiap kebutuhan Kaum Muhajirin atas diri mereka sendiri, bahkan walaupun kaum Anshar ini tengah kesulitan; yang penting saudara mereka dari Kaum Muhajirin tidak tertimpa kesulitan.
Hadits Nabi menggambarkan; Dari sangat baiknya kaum Anshar, hingga kaum Muhajirin berkata kepada Rasulullah; “Wahai Rasulullah seakan sudah tidak tersisa lagi kebaikan yang diberikan oleh kaum Anshar kepada kami! Seluruh apapun yang mereka miliki telah mereka berikan kepada kami! Lantas kebaikan apakah yang tersisa yang dapat kami lakukan bagi mareka?”, Rasulullah berkata: “Doakanlah dengan kebaikan bagi mereka”.
Di masa kita sekarang masih adakah orang-orang mukmin yg memiliki hati suci seperti para sahabat Muhajirin dan Anshar? Setidaknya; apakah ada orang di zaman sekarang ini yang berusaha meneladani kesucian hati para sahabat mulia tersebut dari tadabbur hadits ini? Saya yakin, masih ada orang-orang yang berusaha memiliki hati seperti itu! Tapi manakah orangnya? Siapa dia? Di mana dia?
Buku juga buku: Mengenal Tasawuf Rasulullah
_________________________________
عن أبي هريرة رضي الله عنه، عن النبي -صلى الله عليه وسلم-: «أن رجلاً زار أخا له في قرية أخرى، فأرصد الله له على مدرجته ملكاً، فلما أتى عليه قال: أين تريد؟ قال: أريد أخاً لي في هذه القرية، قال: هل لك عليه من نعمة تربها؟ قال: لا، غير أني أحببته في الله عز وجل، قال: فإني رسول الله إليك، بأن الله قد أحبك كما أحببته فيه». (رواه مسلم في صحيحه: (4/1988)، (2567)، كتاب البر والصلة والآداب، باب في فضل الحب في الله، وأحمد في مسنده: (2/408)، (9280)، مسند أبي هريرة رضي الله عنه رضي الله عنه).